Homofon adalah kombinasi dari kata Yunani homos yang berarti kata yang sama dan telepon yang berarti suara. Jadi, homofon adalah dua kata atau lebih yang memiliki pengucapan atau bunyi yang sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
Homonim sebenarnya adalah homonim yang sama karena persepsi bentuk bahasa adalah bentuk fonemik. Namun, seperti dikutip dalam buku Konsep Dasar Bahasa Indonesia karya Nanda Saputra, M.Pd., makna homonim sulit didefinisikan tanpa dituliskan atau digabungkan menjadi kalimat lengkap.
Karena terdengar sama, makna homonim biasanya dapat dipahami hanya dengan melihat konteks penggunaannya dalam sebuah kalimat.
Untuk membantu detektor mengungkap arti sebenarnya dari homonim. Berikut adalah contoh kalimat yang menggunakan homonim dari Erwan Johara’s Scholar in Languages. jenaka dan mahir berbahasa Indonesia oleh Utami Pratiwi; Akademisi Indonesia: Ernie Bertha Nababan menulis Laporan Ilmiah; Rapor Nilai Sasaran 10 Kupas Semua Pelajaran VIII SMP/MTS oleh Drs. Joko Ontoro meliputi:
1. Paman saya adalah seorang eksekutif senior di perusahaan. (Kata balkon pada kalimat pertama berarti inti)
Adikku sedang bermain di beranda. (Kata balkon pada kalimat kedua mengacu pada bagian pintu depan sebuah rumah)
2. Masa muda adalah masa yang berapi-api. (Kata waktu pada kalimat pertama berarti waktu)
Ketika saya sampai di tempat itu, para pengunjuk rasa tidak bisa berhenti lagi. (Kata massa pada kalimat kedua berarti banyak orang)
3. Mereka yang mengedarkan narkoba dan segala perbuatan yang melanggar hukum memerlukan hukuman yang berat. (Kata penalti berarti hukuman atau denda)
Ia meragukan kemampuan incumbent mengatasi kemiskinan di pedesaan. (Kata pinalti berarti keraguan atau keragu-raguan)
4. Ayah saya menyimpan uang di bank. (Kata bank artinya tempat menyimpan uang)
Annie menyuruh Bang Andy untuk bangun. (Bang berarti memanggil kakak laki-laki atau orang, terutama pria yang lebih tua.)